This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

SEJARAH TITIK DAN HARAKAT

Gimana ya kalau al-qur’an yang kita baca sekarang gak ada harakatnya? Kalau ada harakatnya aja masih banyak yang salah, gimana kalau gak ada? Apalagi kalau pengen ngapal,, berapa lama kira-kira waktu yang kita butuhkan untuk menghafal? Gak usah dibayangin, coba aja ambil satu kitab  berbahasa arab tanpa harakat trus baca,, jangan banyak-banyak, satu alenia aja,, udah gitu, sebelum kita baca, kira-kira berapa lama kita harus belajar ilmu shorof, nahwu, balaghah, dan ilmu lainnya untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan benar? Waaah,, berat banget ya? Kalau udah ada harakatnya aja banyak yang gak mau baca Al-Qur’an, gimana kalau gak ada harakatnya? Tanpa harakat aja udah kesusahan gimana kalau tanpa titik?


 Nah,, ternyata, tanda titik dan harakat itu baru muncul setelah 40 tahun umat islam membaca Al-Qur’an tanpa tanda titik dan harakat. gimana ya keadaan umat islam dulu ketika belum ada harakat? Yang ini juga gak usah dibayangkan,, soalnya mereka beda sama kita. Bedanya, mereka sudah tahu cara baca Al-Qur’an meskipun belum ada titik dan harakat karena Al-qur’an memang diturunkan dalam bahasa mereka. Sedangkan kita? ^_^ (hehe, peace)
Oke, sekarang kita mulai pembahasan kita,
Proses pembuatan tanda baca dan harakat dalam Al-Qur’an mempunyai tiga fase sehingga bias menjadi seperti yang ada di depan kita sekarang.Pemberian titik dan baris pada mushaf Alquran ini dilakukan dalam tiga fase.
Fase Pertama, pada zaman Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Saat itu, Muawiyah menugaskan Abdul Aswad Ad-dawly untuk meletakkan tanda baca (i'rab) pada tiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan membaca.
Fase kedua, pada masa Abdul Malik bin Marwan (65 H), khalifah kelima Dinasti Umayyah itu menugaskan salah seorang gubernur pada masa itu, Al Hajjaj bin Yusuf, untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya. Misalnya, huruf baa' dengan satu titik di bawah, huruf ta dengan dua titik di atas, dan tsa dengan tiga titik di atas. Pada masa itu, Al Hajjaj minta bantuan kepada Nashr bin 'Ashim dan Hay bin Ya'mar.
Pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan ini, wilayah kekuasaan Islam telah semakin luas hingga sampai ke Eropa. Karena kekhawatiran adanya bacaan Alquran bagi umat Islam yang bukan berbahasa Arab, diperintahkanlah untuk menuliskan Alquran dengan tambahan tanda baca tersebut. Tujuannya agar adanya keseragaman bacaan Alquran baik bagi umat Islam yang keturunan Arab ataupun non-Arab ('ajami).
Baru kemudian, Fase ketiga pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, diberikan tanda baris berupa dhamah, fathah, kasrah, dan sukun untuk memperindah dan memudahkan umat Islam dalam membaca Alquran. Pemberian tanda baris ini mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Farahidy, seorang ensiklopedi bahasa Arab terkemuka kala itu. Menurut sebuah riwayat, Khalil bin Ahmad juga yang memberikan tanda hamzah, tasydid, dan ismam pada kalimat-kalimat yang ada.
Kemudian, pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Alquran, khususnya bagi orang selain Arab, dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa isymam, rum, dan mad.
Sebagaimana mereka juga membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda wakaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri atas nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.
Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Alquran adalah tajzi', yaitu tanda pemisah antara satu Juz dan yang lainnya, berupa kata 'juz' dan diikuti dengan penomorannya dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah juz, dan juz itu sendiri.
Dengan adanya tanda-tanda tersebut, kini umat Islam di seluruh dunia, apa pun ras dan warna kulit serta bahasa yang dianutnya, mereka mudah membaca Alquran. Ini semua berkat peran tokoh-tokoh di atas dalam membawa umat menjadi lebih baik, terutama dalam membaca Alquran.wallahu a'lam bish-showab                                                                                                                   *alea amany*

0 komentar:

Posting Komentar

Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver